Rabu, 07 Januari 2015

Sampah Jadi Energi Listrik, Bagaimana Caranya?



Pernahkan terpikirkan dibenak anda, tumpukan sampah bisa menjadi pembangkit listrik bagi sejumlah masyarakat?. Hal itu dibuktikan sendiri oleh warga Palembang.

Apa itu Sampah?
Sebelum masuk pada pembuatan energy kenali dahulu pengertian tentang sampah. sampah adalah material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan maka sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya.

Tidak lama lagi, Warga Palembang akan menikmati energi listrik yang bersumber dari sampah. Plt Wali Kota Palembang Harnojoyo telah menunjuk badan usaha milik daerah, PT SP2J, sebagai pengelola energi yang bersumber dari ratusan ribu ton sampah di Sukawinatan, Palembang. Paling lambat pada Maret-April mendatang, perseroan SP2J dapat menjual energi hasil sampah kepada pihak PT PLN.

Dimana Masyarakat Mendapatkan Dana?
Dana untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) di Palembang mendapat bantuan pemerintah pusat dan diharapkan mampu dimanfaatkan secara optimal, serta menjadi percontohan bagi daerah-daerah lain dalam pengelolaan sampah. "Palembang yang pertama di Indonesia bisa hasilkan listrik dari sampah," kata Harnojoyo, Rabu, 7 Januari 2015.

Produksi sampah di Kota Palembang mencapai 800 ton per harinya, dan 500 ton di antaranya masuk ke TPA Sukawinatan. Dengan hasil itu maka tumpukan sampah bisa dimanfaatkan menjadi pembangkit listrik dan salah satu pilihan mengupayakan krisis energi listrik yang akan terjadi.

Berapakah Energi Yang Dihasilkan?
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral melalui Ditjen Energi Baru dan Terbarukan Konservasi Energi (EBTKE) telah membangun pembangkit listrik di lokasi TPA Sukawinatan Kota Palembang. Pembangunan pembangkit listrik tenaga sampah mampu menghasilkan energi sampai 500 kWH dengan volume sampah berkisar 500-600 ton per hari. Saat ini pembangunan tersebut telah mamasuki tahap akhir.

Siapa yang Bertanggung Jawab?
Project Manager PT Pasa Engineering, Mussanaf selaku pemegang tender pekerjaan, mengatakan sampai hari ini pembangunan masuk tahap akhir atau hampir 100%. Dia mengatakan konservasi dari uap menjadi energi listrik dengan metode memanfaatkan tumpukan sampah merupakan pembangunan pertama kali di Indonesia. Saat ini sudah dibangun 50 sumur di tiga zona yang ada di TPA tersebut.

Dia memproyeksikan sampah Sukawinatan bisa menghasilkan 12 nmh3/h di setiap sumurnya, dengan kalkulasi 50 sumur dapat menghasilkan 600 nmh3/h. Pemanfaatan sampah menjadi energi listrik ini pertama kali di Indonesia. Sudah 50 sumur bor yang terpasang pipa ke mesin engine, sehingga diperkirakan mampu menghasilkan gas metan sebanyak 600nmh3/h.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar