Selasa, 03 Maret 2015

Mahasiswa ITB Sulap Umbi Gembili Jadi Plastik Ramah Lingkungan

Limbah plastik dikenal sangat sulit terurai hingga berpotensi tinggi mencemari lingkungan. Sekelompok mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) menyulap umbi gembili menjadi plastik ramah lingkungan.

"Umbi bernama latin Dioscorea esculenta ini dipilih karena bukan merupakan makanan pokok," kata salah satu anggota tim, Untung Ari Wibowo, seperti dikutip dalam Okezone.com, baru-baru ini.

Untung menjelaskan, proses membuat bioplastik dari umbi gembili cukup mudah. Langkah pertama adalah mengekstrak patinya. Umbi gembili dihaluskan, lalu disaring dan diendapkan untuk mendapatkan pati. Kemudian pati tersebut dikeringkan agar menjadi tepung.

Tahap selanjutnya adalah melarutkan tepung dengan air serta ditambahi plasticizer gliserol dan asam sitrat. Untung mengaku, inovasi yang turut diikutsertakan pada Tanoto Student Research Award (TSRA) 2014 tersebut memang tiga kali lebih mahal dari plastik biasa.

Plastik Gembili Raih Tanoto Awards di 2014
Tanoto Awards 2014 yang diadakan pada Sabtu (22/11/14) telah memilih pemenangnya. Anugerah dari Tanoto Foundation untuk para peneliti muda ITB ini memilih plastik ramah lingkungan berbahan dasar pati gembili. Gembili adalah sejenis umbi-umbian yang banyak ditemukan di daerah Kebumen, Jawa Tengah. Penelitian ini dilakukan oleh tiga mahasiswa dari program studi Teknik Material yaitu Untung Ari Wibowo (Teknik Material 2010), Suyanti (Teknik Material 2010), dan Irma Pratiwi (Teknik Material 2012).

Judul penelitian dari tim Teknik Material tersebut adalah Pembuatan Plastik Ramah Lingkungan Pati Gembili (Dioscorea esculenta). Masing-masing tim dari setiap program studi mengajukan proposal untuk kemudian diseleksi hingga terpilih tiga belas proposal penelitian terbaik, termasuk tim Teknik Material. Tiga belas penelitian terpilih tersebut kemudian didanai oleh Tanoto dan berlangsunglah penelitian selama lebih kurang empat bulan. Hingga pada akhirnya setiap tim harus mempresentasikan hasil penelitiannya di babak final pada Sabtu (22/11/14). 

Pihak penyelenggara menghadirkan juri-juri dari ITB, BPPT, dan dari Tanoto Foundation sendiri. Plastik ramah lingkungan ini menarik perhatian juri karena gembili yang digunakan sebagai alternatif bahan dasar. Biasanya, singkong menjadi pilihan para pembuat plastik yang bisa terurai secara alami. Namun, menurut tim, singkong adalah salah satu makanan pokok di Indonesia. Oleh karena itu, dibutuhkan alternatif umbi-umbian lain. Terbukti, plastik berbahan dasar gembili bisa terurai dalam waktu 21 hari, bahkan lebih cepat dari plastik berbahan dasar singkong.

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Green Polymer yang dimiliki oleh program studi Teknik Material. Laboratorium ini adalah wadah bagi mahasiswa untuk mempelajari dan melakukan penelitian tentang bahas berbasis polimer organic seperti pati selulosa. Di laboratorium inilah dilakukan uji degradasi plastik ramah lingkungan pati gembili menggunakan bakteri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar